Selasa, 31 Desember 2019
Sabtu, 17 November 2018
Move On
Kurang lebih satu bulan lagi, kalender tahun 2019 akan segera bertengger di setiap dinding rumah (yang kebetulan kalendernya 12 lembar dilengkapi gambar pemandangan), sedangkan kalau kalendernya berbentuk segitiga sama kaki agak memanjang, biasanya disebut kalender duduk, dan tentu akan bertengger di meja kerja masing-masing.
Judul tulisan kali ini adalah Move On (dalam bahasa Indonesia bisa berarti pindah). Dan tentu ada kaitanya antara move on dengan kalender, karena jika ganti kalender, maka dapat dipastikan akan berpindah tahun. Tapi bukan itu maksud tulisan ini. Kata move on saya tulis, sebab sampai tulisan ini terbit, saya belum bisa berpindah kebiasaan, yaitu kebiasaan buruk tidak disiplin dalam beberapa hal.
Salah satu dari sekian banyak masalah disiplin yang belum bisa dilakukan adalah disiplin dalam menulis, hehehe dan akhirnya terbukti bahwa dalam setahun ini saya hanya menulis (posting di blog) satu hal saja yaitu move on!
Judul tulisan kali ini adalah Move On (dalam bahasa Indonesia bisa berarti pindah). Dan tentu ada kaitanya antara move on dengan kalender, karena jika ganti kalender, maka dapat dipastikan akan berpindah tahun. Tapi bukan itu maksud tulisan ini. Kata move on saya tulis, sebab sampai tulisan ini terbit, saya belum bisa berpindah kebiasaan, yaitu kebiasaan buruk tidak disiplin dalam beberapa hal.
Salah satu dari sekian banyak masalah disiplin yang belum bisa dilakukan adalah disiplin dalam menulis, hehehe dan akhirnya terbukti bahwa dalam setahun ini saya hanya menulis (posting di blog) satu hal saja yaitu move on!
Sabtu, 28 Oktober 2017
Pendidikan Karakter
Susahnya menghilangkan rasa malas untuk menulis adalah salah satu karakter kita yang seharusnya dapat dihindari, jika memang kita berniat untuk selalu meningkatkan kemampuan diri khususnya dalam kemampuan menulis.
Bukan itu sebenarnya inti dari tulisan yang saya maksud dalam postingan saat ini. heheheh,.. Jika kita mengetik di google "karakter adalah" maka tulisan yang akan muncul kurang lebih seperti ini "Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya". Gampangnya karakter adalah sifat seseorang, betul? (betul aja lah biar cepet).
Muncul sebuah pertanyaan dan keheranan dalam benak ini, aneh... bener bener aneh,.. saya tidak habis pikir jika pengembangan karakter yang hakikatnya identik dengan pengharapan kualitas terbaik dari diri seseorang, disampaikan oleh orang yang terlihat secara kasat mata dan dirasakan keberadaanya jauh dari karakter baik yang diharapkan. Contoh karakter siswa yang diharapkan oleh semua orang adalah karakter terbaik, sementara pengenalan, pembiasaan karakter tersebut disampaikan atau diberikan oleh seorang guru yang sudah jelas terlihat, terasa, terindikasi, terbukti guru tersebut memiliki karakter yang jelek, di bawah nilai ukuran karakter standar. Anda pasti sudah bisa membayangkan hasilnya seperti apa?, meskipun hal lain dapat dijadikan sebuah alibi atau pembelaan bahwa mungkin saja siswa memiliki karakter lebih baik dari gurunya. heheheh,...
Ini hanya sebuah keheranan tingkat kecamatan, heheheh kekhawatiran yang mungkin saja tidak perlu dikhawatirkan, heheheh... Intinya adalah jika kita memang berkeinginan menciptakan, mengembangkan, membudayakan karakter terbaik di diri orang lain, maka karakter kita sendirilah yang harus menjadi ukuran keberhasilan tersebut.
Tersenyum, salah satu karakter terbaik kita |
Selamat memperbaiki karakter kita masing-masing, dan budayakan karakter terbaik kita kepada orang lain agar lebih bermanfaat. Dan ingat mempermudah kepentingan orang lain adalah salah satu karakter terbaik kita yang harus selalu dipupuk agar lebih bermanfaat.
Kamis, 29 September 2016
Tunjangan Profesi
Sebagian besar orang-orang mengenal Tunjangan Profesi dengan sebutan Sertifikasi, hehehhe.. saya tidak berani menyebut itu salah atau keliru, karena saya tidak sedang membahas masalah salah dan tidak (anda yang membaca lebih paham). Sore ini saya hanya sedang meminum kopi hangat ditemani lagu Demi Cinta nya Kerispatih dan hujan rintik-rintik diluar sana.
Saya menerima e-mail dari kawan yang bekerja di sekolah lain yang sama-sama punya tugas menyiapkan pemberkasan Tunjangan Profesi. Setiap satu triwulan sekali secara kolektif sekolah mengirimkan berkas yang diperlukan untuk kepentingan pencairan Tunjangan Profesi. Secara kebetulan saya membaca Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan
Profesi dan Tambahan Penghasilan Bagi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah. Disana dengan jelas terpampang maksud dari Tunjangan Profesi, pasal 1 dalam Peraturan Menteri ini menjelaskan apa yang dimaksud
dengan Tunjangan Profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada guru yang
memiliki sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya.
Pertanyaan saya adalah:
- Apakah semua guru yang memegang selembar kertas sertifikat, sudah dapat disebut guru profesional?
- Apakah guru pemegang sertifikat tersebut sudah memahami PP Nomor 74 tahun 2008 tentang guru, Bab IV mengenai Beban Kerja seorang guru pasal 52, bahwa beban kerja guru mencakup kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat lainya. Selain itu apakah mereka pemegang sertifikat tersebut sudah memahami bahwa 40 jam tatap muka dalam satu minggu itu merupakan bagian jam kerja dari jam kerja sebagai pegawai yang secara keseluruhan paling sedikit 37, 5 jam kerja dalam satu minggu?
Tentunya pertanyaan saya ini bukan sebagai quis yang harus dijawab dengan cara ketik spasi kirim ke 3344, atau untuk diperdebatkan secara tekstual. hihiiihhi,... ini hanya pertanyaan yang muncul ketika kita sama-sama berada dalam satu tanggung jawab yang sama mencerdaskan anak bangsa, hihihihi,...
Saya pernah menghitung rata-rata waktu kerja guru dalam sehari jika ingin memenuhi 37,5 jam dalam satu minggu kurang lebih seperti ini:
Rata-rata hitungan jam kerja guru (07.30 = masuk, 15:00=pulang) | itu pas nya yaaa, kalau kurang kita yang nanggung akibatnya, kalau lebih juga kita yang akan dapat bonusnya, hihihihiii |
Tulisan ini bukan untuk menghakimi siapapun, tidak berniat memamerkan hapalan Permen dan PP, hihihih.. (percayalah aku juga niron-kan ada bertebaran di Luna Dunia Maya). Ini saya maksudkan agar semua orang yang merasa bertanggung jawab akan sebuah amanah, mari sama-sama kita perankan diri kita sebagai aktor yang paling maksimal dalam setiap sesi kehidupan kita di dunia yang sementara ini, hihihihiih...sedih!
Dan mari kita ngopi, sambil merenung siapa yang pantas dapat penghargaan itu? iya... itu yang dicetak tebal dan digaris bawahi. hihihihhhi
Sabtu, 24 September 2016
PAMS BWI 2016
Tahun 2016, masih menjadi tahun kegiatan PAMS BWI (Program Akselerasi Mutu Sekolah Berwawasan Internasional) untuk sekolah-sekolah yang telah menjadi sekolah sasaran program tersebut. Meski bukan menjadi sasaran tembak dari program tersebut, saya selaku anak bawang (Hiihihi..) selalu di ikutkan dalam kegiatan tersebut, hal itu bukan karena saya memiliki kualifikasi dalam program tersebut, akan tetapi lebih kepada tidak adanya tukang masangin kabel (cocolok) sama masangin LCD projektor, eheheh,....
Dalam program PAMS ini saya berperan di bidang pengelola website sekolah (hanya pengelola ya,.. hihi bukan pembuat, apalagi yang mendisain), beberapa sekolah yang sama-sama ikut serta dalam program ini memang menyiapkan orang-orang seperti saya, tetapi mereka jelas lebih pakar dan paham akan pekerjaan itu.
Dalam keterbatasan ilmu, dengan berusaha sekuat tenaga, hihiiii,..saya mencoba menerjemahkan beberapa "tagihan" yang menjadi konsekuensi peserta atau sekolah sasaran PAMS tersebut, diantaranya menyiapkan dan mengelola website sekolah sebagai indikator bahwa sekolah siap eksis dan mendukung kegiatan yang dimaksud. Tidak hanya sebatas menyiapkan, bahkan saya dituntut menyusun strategi agar maksud dan tujuan dalam program tersebut tercapai serta menghasilkan manfaat terutama bagi sekolah sasaran PAMS BWI.
E-learning adalah masalah utama yang saya hadapi. Dalam pendampingan awal program ini memang semua sekolah sepakat dan siap dengan fitur e-learning ini, yakni siap untuk dimunculkan dalam tahapan pengembangan program di tahun ketiga. Namun setelah kegiatan ini berjalan dengan rencana, ternyata apa yang saya bayangkan tidak semudah yang diharapkan (ingin hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai) hihhiii,... ternyata program e-learning tersebut "mentok" saudara-saudara, lantaran apa mentok?, karena eh.... karena, sumber daya kurang mendukung.
Peralatan, faktor ekonomi, fitur aplikasi, waktu, dan koneksi (jaringan) menjadi beberapa masalah yang timbul menyertai keberlangsungan program tersebut. Setelah berdiskusi dengan para stakeholder, maka kita sepakat yang semula aplikasi edmudo kita gunakan, beralih kepada blog. Meski secara teknis blog belum sepenuhnya memiliki peranan maksimal dalam kegiatan e-learning, akan tetapi ini cukup mewakili solusi dari beberapa keterbatasan yang kami miliki.
Kegiatan Pelatihan Web Blog bagi Guru-guru |
Idealnya, semua siswa memiliki acount tersendiri dan guru memiliki acount tersendiri pula, kemudian siswa memiliki gadget yang dapat digunakan untuk berinteraksi dalam kegiatan e-learning, tetapi keterbatasan website "seribu umat" (CMS Balitbang) yang kami miliki belum sepenuhnya dapat memfasilitasi kegiatan tersebut, terlebih ada hal yang cukup menjadi masalah bagi kami yaitu kemampuan siswa dan peralatan yang kurang mendukung. Dari survei yang dilaksanakan, hanya ada kurang dari 20% siswa yang memiliki gadget dalam mendukung kegiatan e-learning.
Solusi yang paling mendekati ketercapaian indikator kerja kunci tambahan adalah guru memiliki blog, dan siswa dapat mengakses program pembelajaran, tugas, serta materi pembelajaran dalam blog guru tersebut, dengan interaksi selanjutnya dapat dilaksanakan secara offline. Sehingga dengan demikian, ketertarikan guru terhadap dunia IT bertambah, budaya transformasi informasi secara digital semakin berkembang, siswa dan guru melek IT, wawasan internasional semakin mungkin untuk dicapai.
Dari hasil pelatihan, antara pembuatan edmudo dengan pembuatan blog, ternyata pembuatan blog lebih disenangi dan di apresiasi oleh guru-guru, hal itu terlihat dari hasil kepemilikan alamat blog dalam dua hari setelah pelatihan sudah 70% guru memiliki blog dan 30% diantaranya sudah terisi dengan berbagai rubrik, baik itu materi, RPP, tugas, dan bahkan penilaian.
Solusi yang paling mendekati ketercapaian indikator kerja kunci tambahan adalah guru memiliki blog, dan siswa dapat mengakses program pembelajaran, tugas, serta materi pembelajaran dalam blog guru tersebut, dengan interaksi selanjutnya dapat dilaksanakan secara offline. Sehingga dengan demikian, ketertarikan guru terhadap dunia IT bertambah, budaya transformasi informasi secara digital semakin berkembang, siswa dan guru melek IT, wawasan internasional semakin mungkin untuk dicapai.
Dari hasil pelatihan, antara pembuatan edmudo dengan pembuatan blog, ternyata pembuatan blog lebih disenangi dan di apresiasi oleh guru-guru, hal itu terlihat dari hasil kepemilikan alamat blog dalam dua hari setelah pelatihan sudah 70% guru memiliki blog dan 30% diantaranya sudah terisi dengan berbagai rubrik, baik itu materi, RPP, tugas, dan bahkan penilaian.
Klik Disini untuk melihat beberapa alamat blog guru hasil pelatihan
Rabu, 14 September 2016
Cek Kadar Gula Darah
Saat saya ditanya sudah cek kadar gula darah, maka jawaban saya selalu sama, "saya tidak mau cek kesehatan, sekiranya keadaan badan saya baik-baik saja" hihihihi,.. sebetulnya lebih dekat jawabannya takut tertekan, jika memang hasil pengecekan ternyata ada apa-apa dengan kondisi tubuh ini.
Tapi dengan kesadaran akan usia yang semakin bertambah, maka rasa penasaranpun semakin tinggi, hingga pada akhirnya ketika ada kesempatan (chek gratis) hihihi,.. maka hal itu pun terjadi. Ya,... chek gula darah, dan hasilnya alhamdulillah tidak terlalu menghawatirkan (aman-aman saja).
Menurut orang yang lebih paham akan kondisi kadar gula darah, katanya penyakit gula adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh.
Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan.Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati).
Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah. Apabila level gula darah tinggi hipertensi meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level gula darah. Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak dihasilkannya insulin, sementara tipe 2 disebabkan oleh respon yang tidak memadai terhadap insulin yang dilepaskan “resistensi insulin”. Kedua jenis diabetes ini mengakibatkan terlalu banyaknya glukosa yang terdapat di dalam darah.
Untungnya setelah di cek kadar gula dalam tubuh saya 139 mg/dl, kondisi tersebut diperoleh setelah makan kurang lebih 1 jam, maka itu artinya kadar gula saya STANDAR. (alhamdulillah).
hasil cek kadar gula darah |
Jumat, 09 September 2016
Rabu, 07 September 2016
Sholat Berjamaah
Hari ini sebetulnya jadwal untuk futsal, setelah sholat ashar biasanya kita main futsal sampe menjelang magrib. Tapi karena ada jadwal lain yang lebih penting dan emezing, hihihihi,.. maka khusus untuk Rabu minggu ini futsal di cancel. Sholat ashar berjamaah di masjid agung Cianjur, ya karena saya harus ikut sholat berjamaah di sana. Terlepas dari pro dan kontra tentang program baru Bapak Bupati Cianjur, menghimbau seluruh pegawai (terlebih PNS) untuk mengusahakan sholat berjamaah khususnya sholat shubuh dan ashar di masjid agung Cianjur yang merupakan salah satu ikon di Kabupaten Cianjur, saya secara pribadi mendukung pake sangat, hihihii. Sebab apa?, sebab itu suatu kebaikan.
Tidak sedikit memang yang menggunjingkan program tersebut, ada yang menyayangkan, karena urusan ibadah harus dipolitisasi dll, bahkan tidak jarang ada berbagai macam anekdot yang menyertai program sholat berjamaah tersebut.
Sebetulnya dalam menyikapi hal tersebut, simpel sih heheh (menurut saya), mau sholat berjamaah di Masjid Agung ya ikut,.. gak mau ya jangan ikut, hihihi simpel kan. Terlalu jauh saya pikir kalau kita menghubung-hubungkan kegiatan tersebut dengan hal lain yang rumit dan terkesan konspirasi, hihihiiiii...
Saya sendiri bersyukur dan sangat mendukung, bahkan setiap waktu pemerintah dalam hal ini bapak bupati sebagai kepala daerah menghimbau, bahkan mewajibkan warga (terlebih laki-laki) untuk sholat berjamaah di masjid, baik di masjid agung maupun masjid sekitar tempat dimana kita berada.
Kenapa harus di masjid agung? pertanyaan itu memang jadi trending topic. Jawabannya karena masjid agung Cianjur adalah salah satu ikon religi yang ada di Kabupaten Cianjur, maka tidak salah juga (bahkan harus) masjid tersebut harus di makmurkan, oleh siapa,.. ya oleh orang Cianjur yang peduli dengan Kabupaten Cianjur, terserah dia mau datang dari daerah Ciloto, Puncak Cipanas, atau dari Rajamandala, atau mungkin dari Cidaun dan yang lainya. hihihhi,...
Stop menghujat, ikut sholat berjamaah, urusan ikhlas, khusu, amal, itu yang menilai Allah SWT, luruskan niat, karena semua manusia yang menganut agama Islam artinya telah mendapatkan hidayah dari Allah Ta’ala (Jalan lurus yang dapat mencapaikan seseorang pada tujuan kehidupan bahagia di akherat) tetapi tidak semua dari mereka mendapat taufiq untuk mengerjakan amal shaleh.
catatan hari ini:
- Shubuh tadi bangun jam 04.59 (telat gak bisa berjamaah)
- Sholat dhuhur berjamaah di masjid sekolah (alhamdulillah berjamaah)
- Sholat ashar berjamaah di masjid agung (emezing,... hiiiih)
- Sholat magrib berjamaah (balik lagi ke masjid sekolah) tadinya tetap mau futsal tapi telat.
- Sholat isya tidak berjamaah (perjalanan pulang ke rumah).
mudah-mudahan besok bisa lebih baik.
Bukti fisik (hihihihi) |
Senin, 05 September 2016
Menjadi Pembicara
Saya menggunakan judul mengambil kata
"Pembicara" bukan sebagai narasumber, sebab pembicara mengandung arti
seseorang yang dipercaya untuk menyampaikan suatu hal, berita, atau informasi
di depan umum. Seorang pembicara dapat saja memiliki bidang dan mengambil
kedudukan yang berbeda dalam menyampaikan isi pembicaraannya. Kedudukan
pembicara dapat menyampaikan pembukaan atau penutup, menambah pengetahuan,
serta memotivasi dan mempersuasi pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Berbeda
jika yang digunakan adalah kata narasumber berarti merujuk
kepada seseorang, baik mewakili pribadi maupun suatu lembaga, yang memberikan
atau mengetahui secara jelas tentang suatu informasi, atau menjadi sumber
informasi untuk kepentingan pemberitaan di media massa.
Masalahnya
kegiatan saya kali ini adalah menyampaikan informasi yang mungkin untuk
sebagian orang jika mengetahuinya adalah berbeda dengan bidang yang sedang saya
geluti, yaitu menyampaikan materi pada LDKS dengan tema atau isi materi
"Simulasi administrasi kegiatan OSIS" sedang bidang yang saya geluti
atau jabatan saya sendiri adalah sebagai pengadministrasi umum. Tapi daripada
"pabeulit" sudahlah saya pelajari materinya, dan saya sampaikan
kepada calon pengurus OSIS, mudah-mudahan bermanfaat. Next insya allah akan saya
bahas apa materinya, hihi....
Menyampaikan materi administrasi kegiatan OSIS |
Senin, 18 Januari 2016
Ciri-Ciri Orang Kreatif!
Mau tau ciri-ciri orang kreatif? Kamarnya berantakan!
Yap,
kamar yang berantakan itu karena sang penghuni terlalu sibuk menjadi
kreatif, melompat dari satu ide ke ide lainnya dan nggak memiliki waktu
untuk membersihkan coretan-coretannya, misalnya.
Nggak bercanda
kok. Sebuah studi dari University of Minnesota menunjukkan bahwa rumah
atau kamar berantakan sebenarnya disebabkan pemikiran yang lebih
kreatif.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa lingkungan
berantakan menunjukkan bahwa orang ingin melawan arus dan menggunakan
pikiran mereka untuk ide-ide baru yang tidak biasa.
Tentu semua
orang ingin menjadi kreatif. Namun, masih diragukan apakah dengan
membuat ruangan berantakan dengan sengaja, maka berarti kamu adalah
orang yang kreatif.
Namun, seenggaknya ada penjelasan mengapa meja belajar yang kayak ladang ranjau, tetapi tetap bisa berhasil meraih nilai tinggi
(http://hai-online.com/Self-Improvement/Psycho/Ciri-Ciri-Orang-Kreatif-Adalah-Kamar-Berantakan)
Ini tulisan yang salah atau yang merasa kamarnya berantakan memang dia kreatif?
yang jelas, kamar kerja saya tidak cukup rapih! hehehehhe
Langganan:
Postingan (Atom)